Setiap manusia yang ada di muka bumi ini pasti
akan mengalami yang namanya ujian hidup. Ujian hidup ini bermacam ragam bentuk
dan rupanya, ada yang ringan dan ada pula yang berat. Ada dua jenis ujian yang
diberikan oleh Allah kepada manusia, yaitu musibah dan cobaan (ibtila’).
Segalanya datang dari Allah. Begitulah juga
dengan cubaan hidup ini. Dengan menyedari hakikat sebenarnya ujian dan musibah,
maka kita diharapkan memiliki cara pandang yang benar tentang ujian dan musibah.
Pengertian musibah dalam Islam mempunyai
pengertian yang tersendiri. Musibah itu tidak selamanya dapat diertikan sebagai
alamat murka Allah. Begitu pula dengan nikmat, tidak selamanya sebagai pertanda
mendapat keredhaan Allah. Tetapi,
bahagia dan musibah kedua-duanya merupakan sunnatullah terhadap makhluknya
Allah SWT bermaksud menguji iman seorang mukmin dengan kebaikan dan kejahatan,
agar dengan ujian ini Allah dapat mengetahui sampai di mana kebenaran
imannya. Setiapnya adalah dalam genggaman Allah. Justeru, kita patut yakin
pasti ada hikmah yang sangat besar setiap sesuatu yang kita hadapi.
Allah berfirman:
مَا
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ
إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencana pun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauh Mahfudzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.”[1]
Bersambung.....
[1]
Surah Al-Hadid: 22
No comments:
Post a Comment